Hunger is an object: The Hunger Angel oleh Herta Muller (ID)


A review in Bahasa Indonesia

Sebuah novel yang ditulis berdasarkan cerita nyata Oskar Pastior, yang membantu Herta Muller menciptakan latar dari novel ini. Novel ini terbagi menjadi 64 chapters yang menceritakan kehidupan seorang Romanian-German yang dideportasi ke kamp konsentrasi di Uni Soviet (sekarang Rusia). Sebagai salah satu novel yang terfokus pada masa Perang German-Soviet, the Hunger Angel mendokumentasikan ketidakmanusiawian pasca-perang sebagai sebuah risiko yang harus diterima oleh setiap manusia yang berasal dari ras Jerman. Novel ini bersanding dengan novel lainnya dengan topic yang sama, seperti Fatelessness oleh Imre Kertesz, Gulag Archipelago oleh Solzhenitsyn dan Night oleh Wiesel.

Leo Auberg, seorang Jerman yang tinggal di Romania, dijemput di rumahnya oleh the Red Army, untuk dibawa ke kamp konsentrasi di Rusia. Leo dideportasi pada musim dingin tahun 1945, pada saat perang berakhir. Sebelumnya, pada tahun 1944 Romania telah mengkudeta dan mengeksekusi diktator Ion Antonescu dan kemudian menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Rusia pada tanggal 12 September 1944. Pada tahun 1945 tidak lama setelah perang berakhir dan Jerman berhasil dikalahkan oleh Rusia, Stalin memerintahkan the Red Army untuk mendeportasikan orang-orang Jerman berumur 17 – 45 tahun, baik perempuan maupun laki-laki, ke camp konsentrasi yang tersebar di berbagai daerah di Rusia untuk melakukan kerja paksa, sebagai bentuk pembayaran hutang dari Jerman atas kerusakan yang terjadi di Rusia pasca Perang Jerman-Soviet. Ketika dijemput, Leo Auberg hanya membawa koper yang terubuat dari kotak gramofon berisi sedikit barang; beberapa jaket, celana, ikat pinggang, sepasang sarung tangan, sebuah syal sutra dan peralatan toilet.

“All that I have I carry on me. Or: All that is mine I carry with me. I carried all I had, but it wasn’t mine. Everything either came from someone else or wasn’t what it was supposed to be”
Meskipun sedikit, semua barang yang dibawa oleh Leo menentukan hidup dan matinya Leo di kamp konsentrasi. Semua barang merepresentasikan kenangan dari kehidupan Leo sebelum dideportasi sekaligus harapan akan kepulangan Leo ke tempat asalnya. Leo dijemput di rumahnya oleh para tentara di dini hari. Kata-kata terakhir yang didengar oleh Leo dan dijadikan sebagai pengharapannya selama di kamp adalah kata-kata dari neneknya,

I know you’ll come back”. 

Leo melewati perjalanan panjang dari Romania ke Rusia menggunakan kereta dan disana dia bertemu dengan orang-orang lain yang berasal dari negara berbeda. Disebut sebagai A Motley Crew, kelompok ini terdiri atas Trudi Pelikan, Artur Prikulitsch and Beatrice Zakel yang telah saling mengenal sejak kecil, Oswald Enyeter, Konrad Fonn, Karli Halmen, Albert Gion dan lainnya. Orang-orang yang tergabung di dalam kelompok ini berasal dari berbagai daerah di Eropa tetapi mereka memiliki satu kesamaan: mereka adalah orang Jerman. Tidak ada satupun dari mereka yang pernah ikut perang, tidak ada yang mengetahui bagaimana rasanya perang dan tidak ada yang mengerti tentang hal-hal yang terjadi pada saat perang secara pasti, tetapi karena mereka Jerman, mereka dianggap bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi pada saat perang kerman-Soviet dan harus membayar kerugian dari perang tersebut.

None of us were part of any war, but because we were Germans, the Russians considered us guilty of Hitler’s crimes” A mortley crew, pg. 36.
Di kamp konsentrasi, Leo bekerja untuk mendapatkan makanan; bekerja di gudang semen, mengantar material dari kamp konsentrasi ke tempat lain, mencangkul pasir dan bekerja di gudang besi. Leo melewati musim dingin yang tidak manusiawi di Russia dengan hanya membungkus dirinya menggunakan satu lapis jaket. Selama 5 tahun, tanpa mengetahui apakah Leo akan menjadi salah satu penghuni kamp yang akan dipulangkan ke tanah asalnya, Leo melewati musim-musim dengan teman-temannya yang satu persatu bisa saja hilang secara misterius, entah mati atau hilang saat bekerja, dan juga diisi oleh imajinasi akan kehidupan yang cukup; akan makanan yang selalu bisa dimakan, keinginan untuk bertemu keluarganya kembali dan keinginan untuk memenuhi hasratnya. Novel ini disusun oleh penggambaran puitis yang brilian dan transformasi dari cara berpikir Leo ketika ia harus menyambung hidupnya dengan menggali batu bara dari fajar hingga senja setiap hari.

Dalam novel ini, the hunger angel disebutkan sebagai faktor penggerak bagi Leo dan teman-temannya untuk melanjutkan hidup di kamp konsentrasi. The hunger angel semacam roh yang dibuat-buat dan agak berlebihan yang menyusahkan kehidupan Leo, mengganggu kesenangannya dan mengutuknya terus-menerus. Akhir dari cerita ini sangat melegakan tetapi sangat membuat frustasi pada saat yang bersamaan. Melanjutkan hidup sebagai pekerja paksa pada zaman itu adalah hal yang tabu dan tidak banyak orang yang mampu membicarakannya, apalagi tinggal dengan orang yang baru pulang dari kamp konsentrasi.

Gambaran kehidupan Leo yang suram, namun dideskripsikan secara puitis dalam novel ini serta imajinasi Leo untuk pulang adalah hal-hal yang menarik dari novel ini. Herta Muller berhasil membawa pengalaman di kamp konsentrasi melalui perasaan dan mata Leo kepada pembaca di masa sekarang. Aku ingin merekomendasikan buku ini untuk pembaca yang menyukai buku-buku fiksi klasik, sejarah dan dokumentasi.

Comments

Popular posts from this blog

What’s currently happening in forests: A perspective on how trees coping with the changes in climate.

Underrated statistic measures that you may want to start considering.

Should we worry about climate change?